Selasa, 31 Januari 2012

Cerpen (tugas Bahasa Indonesia lagi)

Laki-Laki Tua Itu


Laki-laki tua itu adalah lelaki tua yang mempunyai dua anak yang sepertinya tidak pernah memperhatikan keadaan dirinya yang mungkin sekarang lupa dengan dirinya, ia mencukupi kebutuhannya bekerja sebagai pembuat mainan anak-anak yang terbuat dari kayu.

Laki-laki tua itu dari dulu ingin sekali mengunjungi kediaman anaknya yang bungsu, yang mungkin ingin melepaskan rasa rindunya dengannya, dan dia pun memutuskan untuk pergi kesana dengan uang yang sudah ia kumpulkan selama 6 bulan dengan menaiki bis, dia duduk di barisan akhir dekat jendela sendirian dengan slayer hitam di lehernya.

Sampailah pada tujuan setelah lama menunggu dan bertanya kepada orang-orang di daerah situ, Laki-laki tua itu pun menemukan rumah anaknya itu dan bertemu dengan anak perempuan kecil dan anak itu berbicara dengan polosnya
 “Kakek pengemis ya? Maaf kek saya nggak punya uang saya belum bekerja tapi kalau saya sudah bekerja dan punya uang pasti aku beri.”
 laki-laki tua itu langsung menyautnya “Aku bukan peminta-minta nak, aku hanya orang tua yang ingin menemui anaknya”
 si anak kecil membalas “hah? Memangnya siapa anak kakek?”
 Laki-laki tua itu membalas pertanyaan anak kecil itu dengan senyuman dan berkata “Mungkin kau adalah cucuku”
“hah ? cucu kakek?” sahut anak kecil itu
Kakek itu lalu membuka tasnya dan menunjukan sebuah foto pada anak kecil itu “Inilah foto anak kakek nak”
 anak kecil itu kaget “hoh ? bukankah itu papaku saat masih muda ?”
 “benar nak” anak kecil itu langsung membukakan gerbang dan memeluk erat laki-laki tua itu
“kau memang kakekku” dengan rasa senang dan haru
“Dan kau memang cucuku” sahut laki-laki tua dengan perasaan yang sama dengan anak itu
kemudian anak itu mempersilahkan laki-laki tua itu untuk duduk di sofa yang hangat di ruang tamu, dan laki-laki tua bertanya “mana papa dan mamamu ?, apa kau sendirian di rumah ini?”
 “tidak ... aku ditemani ama pengurusku kek, kalo mama papa selalu kerja ampek pulang malem ... kadang-kadang mama papa malah nggak pulang sampek besok” jawaban anak kecil itu dengan lugu
 “lalu dimana pengurusmu?”tanya kakek
 “dia lagi keluar sebentar kek”jawab anak kecil itu  dan bertanya “tapi kenapa yah ... papa kok setiap aku tanya soal kakek tidak mau menjawab dan biasanya langsung mengalihkan pembicaraan?”
kemudian hati laki-laki tua langsung merasakan perasaan yang sangat tajam yang menekan hati, tapi laki-laki tua itu menjawab sambil tersenyum “mungkin papamu sedang banyak pikiran ... atau mungkin dia terlalu sibuk untuk membicarakan tentangku nak ...”, kemudian anak kecil itu menerima apa kata-kata kakeknya atau laki-laki tua itu, mungkin dipikirannya itu memang benar, kemudian anak kecil itu mengajak laki-laki tua itu menelusuri rumahnya dengan menggandeng tangan laki-laki tua itu dengan hati-hati.

Setelah menulusuri rumah anaknya, kakek itu kembali ke ruang tamu dan menyuruh anak kecil itu untuk mengambilkan satu kertas dengan bolpoin dan juga lem, setelah anak kecil itu mengambilkannya kemudian dia bertanya “untuk apakah semua ini kek?”, “ini bukan apa-apa nak ... ini hanya surat untuk papamu dan aku akan pulang nak ... ”sahutan kakek dengan senyuman
“hah ? kenapa sudah ingin pulang kek? Aku kan masih ingin berlama-lama denganmu” jawab anak kecil itu dengan perasaan sedih
 “tenang saja nak ... aku pasti akan mengunjungimu lain waktu lagi tapi aku sekarang harus bekerja membuat mainan” jawab kakek tetap dengan senyumannya dan menyerahkan surat itu kepada anak kecil itu dan menyuruh anak kecil itu untuk menyampaikan pada papanya, dengan hati senang bercampur dengan kesedihan, laki-laki tua itu akhirnya meninggalkan rumah anaknya dan memberikan anak kecil itu sebuah mainan kayu buatannya anak kecil itu pun mengucapkan selamat tinggal dengan tangisan haru
Setelah malam hari anak dari laki-laki tua itu pulang dari kantornya dan anak kecil itu langsung memberikan surat itu kepadanya tanpa mengatakan apapun dan tanpa basa-basi dia langsung membuka surat itu dan membacanya
  “ Hai anakku, maaf aku tidak bisa bertemu denganmu, karena kau mungkin akan pulang malam atau mungkin hari esok, karenaku masih harus bekerja untuk menghidupi diriku sendiri tapi tadi pagi aku sangat senang karena telah bertemu dengan anakmu yang juga cucuku, mungkin kau banyak pekerjaan karena tidak pernah mengunjungiku tapi aku selalu memikirkanmu dan selama aku belum pikun, aku akan selalu mengingatmu, dan permintaanku padamu  bukanlah uang tapi permintaanku hanyalah berilah waktu pada anakmu dan sayangilah anakmu sebagaimana aku menyayangimu” dan ditempeli foto dia waktu masih kecil
Lalu anak laki-laki tua itu langsung tertegun hatinya, dan esoknya dia menemui kakek itu dan meminta maaf atas segalanya dan laki-laki tua itu kini sering dikunjungi oleh anaknya beserta cucunya.





                                Create by : RAFI RIZQULLAH K











Tidak ada komentar:

Posting Komentar